Senin, 09 Februari 2009

HARI GINI ENGGAK PUNYA HUTANG?? Kiat Bijak Berhutang

Alkisah, ada kontes membuat gajah menangis. Peserta pertama, pawanggajah dari India, memainkan seruling dengan lagu yang terdengarsangat memilukan hati. Sayang sekali, gajah tidak bergeming. Pesertakedua datang dari Afrika tengah, membawakan tari-tarian tradisionalyang menyayat sukma. Namun... sang gajah tetap tegar! Peserta ketigadari Indonesia. Lho kok yang datang ekonom? Si ekonom segeramendekat ke telinga gajah dan membisikkan sesuatu. Dan ..... sanggajah pun menangis tersedu-sedu :-(Apa sih yang dibisikkan? Sederhana saja kok: "...Hutang Indonesialebih dari seribu trilyun rupiah...." Weleh-weleh, pantesan si gajahterharu-biru. Hutang memang bisa mendatangkan petaka tragis. Hutangberlebihan bukan hanya berbahaya bagi negara. Bagi perorangan punhutang yang bertumpuk bisa menyebabkan bencana.Keinginan untuk hidup enak sesaat sering membuat orang mengabaikandampak jangka panjang. Jalan pintas pun ditempuh: Berhutang. Di kotabesar seperti Jakarta, tekanan berhutang lebih gencar. Tak heranbanyak pengamen melantunkan lagu ibu kota memang lebih kejam dariibu tiri.Pasalnya, pola hidup mewah cenderung dianggap menjadi ukurankesuksesan seseorang. Gambaran orang sukses sudah salah arah ke arahmaterialistis, bukan lagi orang yang dapat mencapai cita ataukeinginan yang besar dengan jalan berusaha keras, jujur tanpamerugikan orang lain. Pola pikir bahwa kepemilikan barang mewahmenjadikan orang disegani, dapat merusak tatanan keuangan keluarga.Berhutang untuk kemewahan seperti mobil mewah mengakibatkan kitamenanggung bukan hanya beban bunga yang besar, tapi juga biayaperawatan bulanan yang sangat tinggi. Tambahan pula, nilai barangseperti ini biasanya akan mengalami penurunan drastis, bisa mencapai20-30% per tahun. Oleh karena itu sedapat mungkin jangan mudahterperangkap pola gaya hidup berlebihan yang akan memaksa kita untukberhutang.Malu bertanya, sesat berhutangJadi, enggak boleh ngutang nih? Jangan kesusu gitu dong, ceritanyabelum selesai Bung! Keterbatasan penghasilan bulanan keluarga seringmembuat hutang menjadi alternatif sumber pendanaan. Akan tetapihutang yang diambil haruslah sejalan dengan tujuan masa depan yangtelah direncanakan semula.Tidak semua hutang sama. Ada hutang baik dan ada hutang buruk.Hutang baik adalah hutang yang digunakan untuk mengembangkan asetproduktif (aset yang akan menghasilkan pendapatan di masa depan).Pendapatan dari aset produktif ini cukup untuk membayar hutang.Misal saja hutang untuk membeli ruko yang selanjutnya memberikanpemasukan sewa adalah hutang baik. Sebaliknya hutang digunakan untukmemuaskan keinginan meningkatkan gaya hidup dengan membeli aset nonproduktif seperti mobil mewah adalah termasuk hutang buruk. Hutangini biasanya selain berbunga tinggi (baik secara nyata maupunterselubung) juga mengakibatkan peningkatan pengeluaran bulananakibat. Jadi, berhutang boleh saja asalkan hutang itu termasukhutang baik. Hutang yang tabu adalah hutang buruk.Agar tidak terjebak ke dalam keputusan berhutang yang keliru, adaminimal tiga pertanyaan kunci yang perlu diajukan sebelum memutuskanberhutang: (1) Untuk apa hutang tersebut digunakan?; (2) Berapabesar hutang yang ingin dan mampu Anda ambil?; (3) Bagaimana hutangitu bisa dilunasi dalam keadaan darurat?Pertanyaan pertama adalah untuk memeriksa kesesuaian antarakeputusan hutang yang akan anda buat dan berbagai tujuan masa depanyang telah ditetapkan. Dalam mengambil keputusan untuk berhutangharus dilihat kebutuhan serta kegunaan dari barang atau aset yangakan dibeli dengan hutang. Keputusan berhutang tanpamempertimbangkan dampaknya terhadap kelangsungan arus kas, dapatmerusak tatanan keuangan. Pembayaran cicilan bulanan tetapdisarankan tidak melebihi rasio pembayaran hutang yang tercakup dipertanyaan kedua.Pertanyaan kedua bertujuan untuk memeriksa kondisi keuangan melaluibesaran rasio pembayaran hutang. Angka yang dianjurkan sebagai batasatas dari rasio ini adalah 30%. Artinya adalah bila pendapatanbersih Anda sebesar 5 juta rupiah per bulan maka batas pembayarancicilan hutang per bulan yang dianggap bijak adalah tidak lebih dari1,5 juta rupiah.Berhutang dalam batas wajar menunjukkan bahwa kita telahmenganggarkan dana untuk kebutuhan dasar keluarga seperti belanjabulanan, dana darurat, dana pendidikan anak dan dana pensiun.Keempat pos tersebut merupakan prioritas yang harus terpenuhi.Penetapan pembayaran cicilan hutang tiap bulannya sebagai prioritasterakhir dalam perencanaan pengeluaran akan mendorong kita untukberinvestasi lebih banyak untuk tujuan yang menjadi prioritas utamadi masa depan.Pertanyaan ketiga adalah untuk mengantisipasi keadaan darurat. Adakeadaan darurat yang dampaknya permanen, seperti risiko meninggaldunia dari pencari nafkah utama, ada pula yang sementara, misalnyamusibah sakit atau kecelakaan. Telah disebutkan sebelumnya bahwabatas dari pembayaran cicilan yang dianjurkan adalah tidak lebihdari 30% penghasilan bersih bulanan. Namun perlu diperhatikan agarbatas 30% ini jangan digunakan seluruhnya untuk kebutuhan yangterlihat sekarang. Sisakan sebagian untuk keperluan mendadak sepertibiaya berobat. Bila tidak diantisipasi, kebutuhan mendadak bisamenjadi sangat memberatkan keuangan keluarga.Kartu kredit dan pinjaman personal tanpa agunan bisa menjadialternatif untuk pembiayaan tak terduga. Untuk kebutuhan yang sangatmendesak, dapat juga digunakan jasa penggadaian. Lewat jasa inidapat diperoleh uang secara cepat tanpa dikenakan bunga bila Andamelunasinya dalam tempo tertentu misalnya dua minggu.Hutang adalah ibarat pedang bermata dua. Agar tidak tersayat matatajam pedang itu, perlu diingat aturan sederhana ini: Hindarilahhutang untuk memenuhi keinginan konsumtif dan justru membuat asetmenyusut. Berhutanglah untuk berinvestasi yang akan membuat kekayaanbersih kita tumbuh berkembang. Dan ... sang gajah pun kembalitersenyum ceria. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar